Selasa, 15 April 2014

Iron Maiden; Heavy Metal Legendaris

Kali ini saya hanya ingin berbagi informasi tentang beberapa hal ‘kecil’ yang berkaitan dengan Iron Maiden. Untuk melihat kembali struktur dan perangkat yang ikut tumbuh besar bersama Iron Maiden. Mungkin hanya sekedar trivia atau catatan kaki belaka di antara sejarah panjang karir Steve Harris dkk. Tapi ini mungkin penting dan menarik. Bukankah selalu menyenangkan untuk membicarakan detil sebuah band yang kita gemari?!

**Profil Band
  Secara umum  Iron Maiden adalah salah satu band yang sukses dan berpengaruh untuk genre heavy metal. Lebih dari 60 juta copy album telah terdistribusi ke seluruh dunia. Tiga belas album studio dan empat album kompilasi (berisi hits the very best), delapan album live, dan empat album dalam bentuk box-set (yang dijual secara terbatas) telah lahir dari tangan-tangan kreatif mereka.
Dalam kancah belantika musik rock dunia, Iron Maiden telah memberikan inspirasi bagi sub-genre dari musik heavy metal. Musik mereka mempengaruhi aliran power metal, speed metal dan semua aliran musik metal yang memadukan harmonisasi dari dua gitar. Tak sedikit band pengusung heavy metal, di penjuru dunia, yang mencantumkan nama Iron Maiden dalam list referensi mereka.

 Keunikan Iron Maiden semakin tampak jika kita melihat maskot seram “Eddie” yang kerap menjadi cover dalam album-album mereka. Bahkan, setiap live show mereka, karenter horror itu tak pernah ketinggalan muncul di panggung. Karakter Eddie yang bernuansa horror ini, pertama kali dilukis oleh Derek Riggs. Namun, setelah dipermak oleh Melvyn Grant terlihat menjadi lebih hidup, dan semakin “mengerikan”.
Sebenarnya, lagu-lagu Iron Maiden tak lahir dari imajinasi yang vakum. Dalam membuat lagu, mereka banyak terisnpirasi dengan kisah-kisah patriotic, seperti Alexander The Great. Selain itu, kelahiran lagu mereka juga terispirasi dari dongeng-dongeng rakyat yang berasal dari film dan buku, seperti lagu The Clansman, The Wicker Man, The Prisoner, Where Eagles Dare, Out of the Silent Planet, dan To Tame A Land (diangkat dari karya Frank Herbert yang berjudul Dune). Bahkan, salah satu lagunya yang berjudul Rime of The Ancient Mariner adalah kutipan syair dari kumpulan puisi Samuel Taylor Coleridge. Ini adalah kreatifitas yang unik, tak mudah ditiru.

Beberapa kalangan atau mungkin Iron Maiden sendiri mengakui bahwa musik mereka sangat dipengaruhi oleh group band lawas, seperti Deep Purple, Yes, Wishbone Ash, Judas Priest, dan Black Sabbath. Akan tetapi, musik mereka sangat kental dengan aroma Punk, terutama pada awal kelahirannya.
Pada awal kelahiran Iron Maiden, Steve Harris mengajak beberapa temannya untuk bergabung menjadi personil: Tony Parsons (gitar), Doug Sampson (drum), dan Paul Di’Anno (vokal). Album pertama mereka berjudul Iron Maiden, dilepas ke pasar pada 1980. Meskipun proses rekamannya dilakukan terburu-buru, album ini sempat menjadi hits di Inggris. Sebelum merilis album kedua mereka yang bertajuk Killers (1981), Adrian Smith ikut bergabung dan mengisi posisi gitaris. Setelah itu, masuklah Bruce Dickinson yang menggantikan posisi Paul Di’Anno sebagai vokalis.
Pada 1983 Clive Burr yang bergabung pada 1979 mengundurkan diri dan posisinya diganti oleh Nicko Mc Brain. Nah, saat itulah lahirlah album Piece of Mind, sebuah album dengan konsep cerita bersambung dalam Seventh Son of a Seventh Son (1988). Di tahun yang sama, mereka tampil dalam show yang sangat spektakuler di Castle Donington Monsters of Rock Festival. Setelah itu, masuklah Janick Gers (1990) yang menggantikan posisi Adrian Smith, dan lahirlah album No Prayer for the Dying yang berisi hit single Bring Your Daughter to the Slaughter.

Iron Maiden memang tak seproduktif Metallica yang hampir setiap tahun melahirkan album baru. Akan tetapi, album yang mereka luncurkan selalu menjadi perhatian tersendiri bagi penggemar heavy metal. Salah satu album yang lahir pada 1992 bertajuk Fear of the Dark sangat diminati oleh penggemar heavy metal di seluruh dunia. Meskipun, pada tahun selanjutnya (1993) Iron Maiden harus terpukul dengan hengkangnya Bruce Dickinson yang memilih untuk bersolo karir. Ketenaran Iron Maiden ternyata mempengaruhi larisnya album solo Bruce yang berjudul Balls to Picasso dengan lagu hit-nya Tears of the Dragon. Semanjak itu, posisi Bruce digantikan oleh Blaze Bayley.
Karena Iron Maiden mulai tidak konsisten dalam melakukan tour, pada Februari 1999, Bayley pun cabut dari Iron Maiden. Peristiwa ini tentu sangat mengguncang Iron Maiden dan para penggemarnya. Akan tetapi, berita terduga mampu meredam peristiwa itu, Bruce Dickinson dan Adrian Smith ternyata bersedia bergabung lagi. Ini artinya line up sukses mereka pada 1980-an terbentuk kembali. Formasi ini membuat Iron Maiden semakin unik, karena memiliki trio gitaris handal, Dave Murray, Adrian Smith, dan Janick Gers. Mereka pun sepakat membuat sebuah tour reuni.

Memasuki era millennium, Iron Maiden membuat album-album yang lebih progresif dari yang terdahulu. Pada 2000 lahirlah album Brave New World dari tangan mereka. Ini adalah album yang berisi lagu-lagu berdurasi panjang dengan lirik bernuansa horror, serta memuat kritik sosial. Di tahun 2001, mereka juga tampil dalam festival Rock in Rio di Brazil, yang dahsyat itu.
Hingga sekarang, Iron Maiden masih eksis dengan heavy metalnya. Pada 2003, mereka melahirkan album Dance of Death, yang meraih platinum di beberapa Negara, sehingga layak disebut sebagai salah satu band metal terbaik, yang pernah ada. Kemudian, pada 2006 mereka mengeluarkan album bertajuk A Matter of Life and Death. Pada 2010 atau 2011, mereka telah mengukir sejarah dan menunjukkan taring Heavy Metalnya di Indonesia bumi pertiwi ini. ^_^

**Font & Typography
Siapa yang tidak kenal dengan font Iron Maiden yang termasyhur itu?! Font atau tipografi pada logo Iron Maiden dikenal juga dengan nama Metal Lord dan sontak menjadi trademark Iron Maiden. Jenis font ini mulai dikembangkan oleh Ray Larabie pada tahun 1996 dan didistribusikan gratis melalui berbagai situs penyedia font. Game Grand Theft Auto 3 Vice City memakai font jenis ini untuk tanda “V-Rock” di sepanjang kota dan tulisan di poster sebuah band fiksi, Love Fist.

Jenis font ini juga populer di Indonesia. Dulu di awal 90-an sering saya temui nama-nama gank lokal yang ditulis dengan font ala Iron Maiden. Sampai sekarang gaya font ini masih kerap dipakai oleh suporter sepakbola untuk menuliskan identitasnya, seperti Aremania atau Bonek, misalnya. Mungkin agar terlihat lebih keren dan gahar. Belakangan font ini juga muncul dalam tipografi dan desain berbagai produk clothing. Terakhir kali, saya amati font ala Iron Maiden ini dipakai untuk menuliskan nama tenda atau booth di areal Java Rocking Land 2010.

**Eddie the Head
Eddie The Head alias Edward The Head atau yang lebih akrab dipanggil Eddie adalah maskot resmi Iron Maiden. Dia hampir selalu muncul di setiap setting konser dan artwork Iron Maiden. Well, siapakah Eddie itu sebenarnya?!  dan pernah juga sempat mendatangkan cerita lucu kuno, diantaranya;

Eddie the Head lahir tanpa tubuh, lengan dan kaki. Semua yang dia miliki hanya kepala. Tetapi meskipun lahir dengan banyak kekurangan / cacat, orangtuanya tetap sangat mencintainya. Pada waktu berusia 16 tahun orangtuanya menemukan seorang dokter yang dapat melakukan operasi untuk memberikan tubuh buat Eddie. Ketika orangtunya tiba dirumah mereka tidak bisa menunggu untuk mengatakan kepada Eddie bahwa mereka telah mendapatkan tubuh dan Eddie akan seperti orang normal. Mereka pulang ke rumah dengan sangat bergairah dan mengatakan “Kami telah mendapatkan kejutan untukmu. Ini adalah pemberian terbaik yang pernah kita dapatkan!” dan Eddie berkata “Oh tidak, jangan topi jelek lagi!”
  
   Cerita diatas juga diceritakan oleh drummer Iron Maiden, Nicko McBrain didalam CD, ditemukan di paket pertama koleksi single “The First Ten Years”. Inilah bagaimana MvBrain menceritakan:
 “Eddie adalah yang paling tidak beruntung. Dia lahir tanpa tubuh. Meskipun demikian orangtuanya sangat mencintainya dengan sepenuh hati, dan membawanya ke rumah, dan menempatkan dia di sebuah mantel pada suatu hari. Baiklah, keluarganya memberikan sangat banyak cinta dan perhatian, dan dia selalu mendapatkan bermacam hadiah saat ulang tahunnya, semacam…*augh*…meniupkan sesuatu dan sebuah kapak dan berbagai macam barang. *Weaugh*, maksud saya…bagaimanapun juga, satu tahun pada saat dia berusia 16 tahun dan pihak rumah sakit menghubungi orangtuanya dan mereka berkata, lihatlah…. Kami mengikuti teknologi yang modern dan segala sesuatu yang baik dapat kami lakukan dengannya, kamu tahu, di masa ini semua barang… kami sekarang bisa menciptakan tubuh untuk Eddie. Jadi, dengan ini orangtuanya sangat bergairah, mereka tidak percaya. (Dan mereka tidak tahan untuk mengatakan hal ini kepada Eddie), maksud saya kamu tahu, Eddie akan mempunyai tubuh. *weehaa*. Bagaimanapun juga, itu adalah… Mendekati ulang tahun Eddie, mereka memutuskan bicara kepada para dokter untuk segera mengerjakan dan membuat tubuh untuk Eddie. Dan mereka memberikan kejutan kepada Eddie dan kamu tahu, itu tidak terlalu jauh dari ulang tahun Eddie *berharap*, *mendapatkan hadiah ulang tahun*. 2 minggu kemudian, HARI YANG BESAR TELAH TIBA! YA, ulang tahun Eddie, akhirnya orangtua Eddie mengangkat dan berjalan ke arah sebuah mantel, “Hello Eddie, apa kabarmu?”. “Tahun ini adalah tahun terbaik untuk ulang tahunmu”. “Kami mempunyai sesuatu untukmu, sebuah hadiah yang sangat bagus”. Dan mamanya mengatakan semuanya, “Oh, demi kebaikan Eddie, kami sangat senang”. Dan Eddie berkata “*augh* oh tidak!”, “jangan topi yang jelek lagi!” (*Hahahahaha*, oh, keseluruhan sesuatu yang lucu, itu bagus bukan)”
  
   Eddie, maskot Iron Maiden, pertama kali terlihat bersama dengan band setelah Stage Manager mereka saat itu Dave Beasley membuat desain kepala yang ditempatkan diatas kepala pemain drum saat konser dan seringkali terlibat percekcokan berdarah secara terus menerus ke mulutnya. Lelucon yang dia ceritakan tentang kepala tersebut: “Seorang wanita melahirkan hanya sebuah kepala, dokter mengatakan kepada wanita itu agar tidak perlu khawatir sejak dia datang dengan sebuah tubuh yang cocok dalam 5 tahun pertama. Kemudian 5 tahun kemudian ayah Eddie memasuki ruangan saat Eddie berulangtahun dan berkata: “Baiklah, hari ini adalah hari ulang tahunmu, dan kami mempunyai kejutan untukmu nak…!”, setelah itu Eddie membalasnya: “Oh tidak, jangan topi yang jelek lagi…!”

 Iron Maiden memberikan nama “Eddie” pada topengnya. Karakter Eddie diciptakan oleh Derek Riggs. Di single “Running Free” ada bayangan hitam yang besar, berwarna zombie seperti makhluk yang patuh yang dapat dilihat. Ketika band melihat potensi artwork untuk album pertamanya, mereka mendatangi Derek Riggs dan mengajaknya menjadi pekerja artwork untuk album Iron Maiden. Band menyukainya, dan merasakan apa yang jadi bayangan hitam yang aktual.

 Eddie tidak mempunyai tubuh hingga Iron Maiden bertemu Derek Riggs, yang membuat desain tubuh untuk menemani kepala. Sesudah itu band memutuskan untuk merahasiakan tubuh ini hingga album pertama ‘Iron Maiden’ dirilis. Di tahun 1980 tubuh tersebut ditampakkan, dengan inkarnasi pertamanya Eddie terlihat luar biasa berbeda dari Eddie sebelumnya. Itu juga menunjukkan setengah bagian keatas dari tubuh. Eddie menyebabkan banyak kontroversi di cover single Sanctuary dan  Women in Uniform. Maskot Iron Maiden itu menikam Margaret Thatcher hingga mati. Margaret Thatcher saat itu adalah sebagai PM Inggris. Ini disensor dan kalangan luas dan dibantah oleh Margaret Thatcher sendiri bahwa itu adalah salah. Rod Smallwood sebagai Band Manager memutuskan untuk membuat bar hitam di latar belakang cover tersebut untuk bagian sensor agar mendapatkan pemberitaan yang baik. Bar hitam tersebut hanya dihadirkan di edisi UK saja, yang dirilis di Eropa tidak.

 Di gambar “Women In Uniform” menunjukkan sesuatu yang bersembunyi di belakang dinding menunggu penyerangan Eddie dengan tiba-tiba dengan senjata mesin, Eddie berjalan bergandengan tangan dengan seorang suster dan seorang anak sekolah wanita yang mana menyebabkan lebih banyak kontroversi dan diakhiri dengan jenis keseksian Iron Maiden yang feminis.

   Artwork untuk album kedua, Killers, juga lukisan asli Riggs sebelum dia mengerjakan pesanan cover album “The Number of the Beast”. Derek Riggs mengklaim – di dokumen Iron Maiden 12 Wasted Years – di desain untuk kartun Eddie yang berdasarkan (apa yang menjadi dugaan) sebuah kepala Jepang yang ia lihat di acara dokumenter televisi, tergantung disamping tank Jepang yang terbakar dari peperangan Guadalcanal, (pertempuran sungai Matanikau), 24 October 1942. Di gambar “The Number tf the Beast” menunjukkan Eddie mengontrol iblis ketika iblis itu mengontrol boneka Eddie yang kecil. Banyak orang percaya hal ini dimana ada kesalahpahaman bahwa Iron Maiden adalah band setan (sesuatu bahwa band selalu menyangkal dengan tegas).
  
 Di album Piece of Mind, Eddie adalah sesuatu yang mencari suaka mental dan menjadi lobotomized  (alasan untuk rasa kepala yang digrendel). Grendel yang mengingatkan Eddie beberapa tahun yang lalu.
  
 Cover Powerslave menggambarkan Eddie sebagai tempat yang sangat keramat di pyramid di daerah Mesir kuno. Cover ini membuat banyak pesan termasuk seperti sebagai “Bollokz” disisi kiri lengan pyramid dan “Apa yang menjadi banyak omong kosong” disisi kanan lengan pyramid. Pintu masuk tempat keramat merupakan logo Derek Riggs.
  
   Logo Somewhere in Time penuh dengan pesan tersembunyi dan menunjukkan Eddie yang futuristik dengan senjata laser, terlihat seperti Terminator di film. Perbandingan grafik bisa dikontraskan langsung dengan artwork Seventh Son of a Seventh Son, yang mana menunjukkan setengah bagian tubuh Eddie yang atas melebihi danau dengan mencengkeram isi perutnya menggunakan tangannya.

 Gambar No Prayer for the Dying menunjukkan Eddie lebih dari sebagian dibandingkan sebelumnya sedang keluar dari makam dan di Fear of the Dark diproduksi oleh orang yang berbeda yaitu Melvyn Grant. The X Factor berbeda dari gaya normal Iron Maiden dengan menunjukkan Eddie Iron maiden dengan kaki yang hilang dan dikursi lisrik. Banyak orang menyangka bahwa ini model komputer ketika mereka melihat pertama kalinya tetapi mereka menyadari bahwa itu adalah sebuah model foto miniature yang dibuat oleh Hugh Syme.
  
 Cover Virtual XI didasarkan dari video gim Ed Hunter yang mana jika anda memainkan sebagai Eddie akan meledakkan jalan anda dengan begitu banyak bagian-bagian sejarah Iron Maiden. Album reuni mereka Brave New World menampilkan wajah Eddie dengan senyum kebawah dari langit pada suatu waktu yang futuristik di London. Banyak yang memberi hormat pada cover Iron Maiden ini. Tak lama setelah itu, setelah dia memproduksi artwork untuk single “The Wickerman” ditolak, Derek Riggs mengumumkan bahwa artwork single “The Wickerman” yang dirilis akan menjadi karya terakhirnya untuk Iron Maiden,  melengkapi kenyataan ini bahwa “sangat sulit untuk bekerja dengan mereka”.
 Di Vision of the Beast Eddie mendapatkan otaknya kembali di rangkaian final yang terbang memutari dia. Walaupun dia menerima kembali otaknya, gambar pada Give Me Ed Tour, Eddie tetap menahan grendelnya di kepalanya. (Dance oOf Death tidak menampakkan grendel dikepala Eddie).

Album Dance of death Iron Maiden di tahun 2003 menerima banyak penghargaan sukses luar biasa walaupun banyak pertanyaan aneh tentang pilihan artwork. Itu menampilkan Eddie lebih seperti malaikat maut yang seram pada bentuk geometri lantai dansa dengan karakter berkerudung pada backgroundnya. Pada tampak depan terlihat ada 11 orang CGI dan 2 binatang CGI. Banyak terlihat kesalahan di artwork ini dan itu menunjukkan beberapa kali (baca artikel Dance of Death Cover Mistakes).

 Eddie adalah maskot Iron Maiden telah berevolusi lebih dari 25 tahun perjalanan karir Iron Maiden di dunia metal, sebelum Iron Maiden merajalela di seluruh dunia metal kelas atas. Ini adalah hipotesis bahwa Eddie adalah alias Benjamin Breeg, menampilkan lagu “The Reincarnation of Benjamin Breeg” dari album terakhir Iron Maiden yang dirilis tahun 2006 A MATTER OF LIFE AND DEATH (AMOLAD).

Tidak bisa dipungkiri, Eddie adalah bagian dari keluarga besar Iron Maiden. Wajah Eddie bahkan kadang lebih populer daripada wajah personil Iron Maiden itu sendiri. Inilah bukti nyata kekuatan imej visual dari sebuah band. Rasanya, hanya Eddie dan Iron Maiden yang bisa begini! ^_^

**Up the Irons!
‘Up The Irons!’ adalah slogan yang paling sering ditemui di setiap liner notes album Iron Maiden, juga di beberapa edisi kaos atau merchandise resmi mereka. Bahkan kalimat ini juga sudah menjadi ucapan salam atau sapaan di antara personil serta para fans Iron Maiden. Konon kalimat ‘Up The Irons!’ ini dicetuskan oleh bassist Steve Harris dan terinspirasi dari frase ‘The Irons!’ yang menjadi slogan klub sepakbola kesayangannya, West Ham United FC. Steve Harris bahkan pernah tergabung dalam tim yunior klub tersebut, sebelum membentuk Iron Maiden. Hingga hari ini Steve Harris dan Iron Maiden juga tercatat sebagai suporter kehormatan di klub West Ham United.

Fakta menarik lainnya, penulis cerita Transformers, Bill Forster, yang mengaku fans berat Iron Maiden pernah memasukkan frase ‘Up The Irons!’ di dalam naskah bukunya. Hal yang sama juga dia lakukan pada naskah serial The Ark.

Ketika Iron Maiden ke Indonesia tahun lalu silam, ketika itu banyak dari mereka menuliskan kalimat ini di status jaring sosial mereka, Up the Irons !! ^_^

**Ed Hunter
Ed Hunter adalah judul game komputer dari Iron Maiden yang dirilis sejak 17 Mei 1999. Game itu dirilis dalam paket edisi deluxe yang berisi tiga disc, termasuk kompilasi atau soundtrack yang memuat lagu-lagu terbaik Iron Maiden pilihan dari fans mereka. Lewat Ed Hunter, Iron Maiden disebut-sebut sebagai salah satu band pertama yang pernah merilis edisi game bersamaan dengan album musik dan video. Dan seperti kebiasaan pada setiap karya Iron Maiden, edisi Ed Hunter ini juga diikuti dengan paket merchandise dan rangkaian tour tematik di sepanjang tahun 1999.

Pada situs maiden-world.com dikatakan bahwa, “Ed Hunter is a shoot 'em up game in the style of Time Crisis and Virtua Cop where you use your PC mouse to control the shooting. It has 8 levels ranging from the streets of London to the pyramids of Egypt and even into the future.”

**Rod Smallwood
Di balik band yang hebat tentunya ada manajer yang hebat pula. Inilah dia, Rod Smallwood. Pria kelahiran Inggris yang bersama Andy Taylor membentuk Smallwood-Taylor Enterprise pada tahun 1976, dan sekarang berubah nama menjadi Sanctuary Group, salah satu music management company yang terbesar di dunia. Yah, sudah jelas nama ‘Sanctuary’ itu diambil dari salah satu judul lagu Iron Maiden. Untuk membalas jasanya, Iron Maiden diam-diam menulis lagu “Sheriff of Huddersfield” untuk single album Wasted Years [1986] yang bercerita tentang sosok Rod Smallwood. Manajernya tidak tahu hingga lagu itu dirilis ke publik.

Sejak awal, Rod Smallwood bersama timnya menjadi figur penting di balik setiap karya dan kesuksesan Iron Maiden. Bagaimana Iron Maiden bisa konsisten dan besar sampai sekarang tentu tidak lepas dari naluri artistik dan insting bisnis pria ini. Bagaimana sebuah band heavy metal tanpa publikasi yang masif dan over-exposed bisa rutin merilis album, merchandise, tour keliling dunia, hingga punya pesawat pribadi adalah buah kecerdasan seorang Rod Smallwood juga. Singkatnya, beliau adalah bapaknya Iron Maiden!

**Ed Force One
Ed Force One adalah sebuah pesawat Boeing 757-200 yang didesain khusus oleh maskapai penerbangan Inggris, Astraeus, untuk keperluan perjalanan [tour] Iron Maiden. Dekorasi bodinya mencantumkan logo band dan gambar raksasa Eddie. Pesawat kapasitas 65 seats ini bisa mengangkut semua personil, kru, tim manajemen, stage set, plus segala perlengkapan tour total seberat 12 ton.

Gagasan Ed Force One muncul pada tahun 2000 saat Bruce kembali ke Iron Maiden untuk penggarapan album Brave New World, yang diikuti dengan tour ke berbagai tempat. Kebetulan Bruce Dickinson memiliki lisensi sebagai pilot komersial dan sempat bekerja sebagai kapten pilot di maskapai tersebut. Nama Ed Force One sendiri diusulkan oleh fans Iron Maiden melalui situs resmi mereka, seperti yang dijelaskan oleh Rod Smallwood:

"From well over 2000 entries, Bruce and I chose ED FORCE ONE. Although many were quite original in concept, it has a nice ring to it. In the tie breaker pretty well all of you chose to flatter the band! Very nice of you! Anyway, we chose WILSON's entry - "Timeless, inspirational, continually evolving, but always true to themselves, camaraderie that survives the evil that men do!" –  I like the reference to camaraderie as I feel that it's something the Maiden and their fans are very much about."

Pesawat ini akhirnya membawa rombongan Iron Maiden dalam perjalanan fenomenalnya yang bertajuk Somewhere Back In Time World Tour pada tahun 2008-2009. Mereka menempuh perjalanan udara sejauh 50.000 mil untuk manggung di 23 kota dan 11 negara, dengan total meraup 500.000 penonton selama tur 45 hari itu. Tentunya pesawat ini dipiloti oleh kapten Bruce Dickinson beserta kru kabinnya, plus pramugari cantik yang selalu berseragam kaos Iron Maiden. Konon Ed Force One juga yang direncanakan untuk membawa rombongan Iron Maiden ke Indonesia pada bulan Februari 2011.

**Flight 666
“Itu asalnya usulan Scotty yang berkata sudah saatnya tur mereka ini dibuatkan film dokumentasinya karena rencana tur kali ini sangat unik. Mereka membawa pesawat terbang sendiri, Ed Force One, dan Bruce Dickinson pula yang menjadi pilotnya. Awalnya mereka tidak setuju namun setelah itu kami berhasil meyakinkan mereka untuk melakukannya,” kata Sam Dunn sebagaimana dikutip dalam Rolling Stone Indonesia, awal tahun 2009 lalu.

Bagian pertama dari Somewhere Back In Time World Tour akhirnya didokumentasikan dalam Iron Maiden: Flight 666 yang dirilis resmi pada bulan April 2009. Video ini merekam berbagai kejadian dan adegan selama tour Iron Maiden di bulan Februari hingga Maret 2008. Flight 666 disutradarai oleh Scott MacFadyen dan Sam Dunn dari Bangers Film Inc, yang juga memproduksi video Metal: A Headbanger’s Journey, Global Metal, dan Rush: Beyond The Lighted Stage.

"Flight 666 taking you on a visual global tour from Mumbai to Sydney, Tokyo to L.A., Mexico City to Costa Rica, Bogota to São Paulo, Buenos Aires, Santiago, Puerto Rico, New Jersey and Toronto and places in-between, you travel with the band and crew on the plane, to and from shows, in the bar and during leisure time, while experiencing the exhaustion and fan pandemonium that comes with such as mission.”

Video ini sukses diputar di berbagai festival film dan bioskop komersil di banyak negara. Bahkan di India, di mana Iron Maiden juga sempat manggung di sana, Flight 666 diputar di 20 bioskop, ditonton ribuan kepala, dan rata-rata bertahan lebih dari dua minggu pemutaran. Ini membuat Flight 666 menjadi film dokumenter paling sukses yang pernah diputar di negara tersebut. Di berbagai media, Flight 666 juga mendapat banyak pujian dan rating yang baik – selain beberapa penghargaan khusus di berbagai ajang festival film.

**Son & Daughter
 Austin Dickinson [20 thn] merupakan putra tertua dari Bruce Dickinson yang menjadi vokalis di band metalcore, Rise To Remain. Band-nya sudah merilis tiga mini album, serta ikut tampil di Download Festival dan Sonisphere Festival. Rise To Remain sempat diganjar penghargaan “Best New Band” oleh Metal Hammer dan “Best British Newcomer” oleh Kerrang!. Debut album mereka yang diproduseri Colin Richardson kabarnya bakal dirilis pada awal tahun 2011.

Lauren Harris, adalah putri sulung dari Steve Harris yang juga berkarir sebagai penyanyi rock. Perempuan kelahiran 6 Juli 1984 ini telah merilis satu album bertitel Calm Before The Storm [2008]. Dia bersama band-nya telah manggung di Download Festival [UK], Rock Am Ring [Jerman], bahkan sempat menjadi opening acts untuk tur Iron Maiden di Eropa dan beberapa sesi panggung di Somewhere Back In Time World Tour. Gadis ini sering muncul sebagai ‘metal chick’ di sejumlah majalah musik, seperti Metal Hammer atau Revolver.

Sementara adik Lauren, Kerry Harris, saat ini ikut terlibat dalam tim produksi The Final Frontier Tour. Sedangkan saudara lelakinya, George Harris, tergabung sebagai gitaris pada Burn In Reason, band metal yang mengaku dipengaruhi oleh Iron Maiden, Killswitch Engage, dan Atreyu.

**Tribute
“Iron Maiden, Judas Priest, and Slayer taught me how to shred…” begitu salah satu potongan lirik lagu “Heart Songs” milik Weezer di ‘album merah’ mereka. Tampaknya River Cuomo dkk tidak sedang bercanda dan benar-benar serius menulis lirik itu. Tidak terbantahkan, jika Iron Maiden disebut menginspirasi banyak band serta musisi di dunia. Sebab secara musikal, band-band rock/metal yang lahir mulai era 80-an hampir semuanya mengaku tumbuh bersama musik Iron Maiden.

Ada banyak band atau musisi yang pernah mengkover lagu-lagu milik Iron Maiden. Terlalu banyak hingga susah dihitung, rasanya. Mulai dari Metallica, Anthrax, Black Tide, Trivium, hingga Cradle of Filth. Ada beberapa album ‘Tribute To Iron Maiden’ yang pernah dirilis. Di antaranya yang cukup populer adalah Maiden Heaven, A Call To Irons, Transilvania 666, Number of The Beast, Slave To The Power, A Tribute To The Beast, Food For Thought, dan The Golden Beast.

Penghormatan kepada Iron Maiden tidak sebatas pada album tribut saja. Lagu-lagu mereka juga menjadi soundtrack dalam sejumlah video games, seperti di serial Grand Theft Auto, Carmageddon 2, Tony Hawk's Pro Skater 4, SSX on Tour, Madden NFL 10, Guitar Hero dan Rock Band – serta dalam film Phenomena [Creepers] dan Murder By Numbers.

Nama Iron Maiden juga disebut-sebut dalam lagu “Teenage Dirtbag” [Wheatus] dan “Back To The 80’s” [Aqua], serta pada serial animasi Beavis and Butthead. NOFX bahkan sengaja menulis lagu “Eddie, Bruce, and Paul” di album Coaster [2009] yang bercerita soal Iron Maiden.

Nama besar dan popularitas Iron Maiden tampaknya sudah melintasi berbagai genre dan bidang kesenian. Mereka kerap dipuja dan dianggap dewa. Itu mungkin yang bikin Sum 41 menulis lagu “Fat Lip” dengan potongan lirik seperti ini: “Heavy metal and mullets it’s how we were raised. Maiden and Priest were the gods that we praised.”

**Shirt & Merchandises
Coba sobat intip koleksi kaos band di lemari seseorang yang mengaku metalhead sejati. Rasanya hampir dipastikan akan ada minimal selembar kaos Iron Maiden di sana. Iron Maiden tercatat sebagai band heavy metal yang memiliki paling banyak koleksi kaos dan merchandise. Kaos Iron Maiden dalam berbagai versi desain nyatanya sangat banyak dan hampir tidak terhitung. Kaosnya memang banyak dijual di berbagai toko musik dan gerai online. Versi klasik atau first-printed-nya bahkan dihargai tinggi di situs lelang Ebay, dan masih terus diburu penggemarnya. Itu belum ditambah dengan versi bootleg-nya yang juga beredar laris di seluruh dunia.

Tidak hanya kaos, merchandise Iron Maiden juga merambah rak kemeja, jaket, hoodie, sticker, post-card, action figure, sampai sepatu bahkan sandal. Well, memang kesuksesan sebuah band kadang bisa diukur juga dari seberapa banyak jumlah merchandise yang dirilis dan laku di pasaran. Dan kita musti yakin, kalau Iron Maiden juga menjadi besar dari sektor ini!

**Die-Hard Fans
Jika Iron Maiden bukan band heavy metal biasa, berarti penggemarnya juga boleh disebut bukan sekedar fans biasa kan?! hhahaha :D Penggemar Iron Maiden dikenal sebagai fans yang paling loyal dan penuh dedikasi di jagat raya heavy metal dunia. Mereka berasal dari segala kalangan usia, profesi, dan suku bangsa. Lelaki maupun perempuan. Luar biasa.  Kondisi itu bisa tercipta karena Iron Maiden juga memiliki dedikasi dan interaksi yang sangat baik dengan fans-nya. Yah, cara mereka mengelola fanbase memang sangat luar biasa.

Dalam video dokumenternya, kita sering melihat segerombolan fans yang selalu menyambut Steve Harris dkk sambil terus berseru “Maiden! Maiden!” – baik itu di bandara, hotel, venue pertunjukan, atau bahkan backstage. Belum lagi pemandangan penonton yang selalu bernyanyi di sepanjang konser.

Mendapati fans yang histeris dan menangis di show mereka tidaklah berarti berlebihan dan sulit untuk dikatakan ‘lebay’. Sebab memang menonton langsung konser Iron Maiden adalah sebuah pengalaman sekali seumur hidup bagi mereka. Tak ayal, tingkah die-hard fans yang mendekati level ‘groupie’ itu sudah seperti layaknya histeria fans The Beatles di era 60-an.

Dalam kondisi yang lebih stabil, penggemar Maiden juga biasanya membentuk basis fans atau komunitas tersendiri, di negaranya masing-masing. Di Indonesia ada Indo-Troopers yang cukup aktif di dunia maya dan banyak menggelar kegiatan, seperti misalnya tribute show dsb. Ada juga situs-situs buatan fans atau fansite Iron Maiden dalam berbagai versi dan model. Selebihnya fans berat Steve Harris dkk biasanya menjadi kolektor ‘kelas berat’ untuk karya-karya dan merchandise Iron Maiden.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar